Senin, 24 Mei 2010
Sabtu, 08 Mei 2010
LAPORAN AKHIR PROYEK KECIL
Kelompok K
Steven 09-025
Risma Aryanti Pratiwi 09-049
Raharja 09-067
Dwiyana Savira 09-075
Aisyah Hudaya Nainggolan 09-091
Kamis, 11 Maret 2010
Gadis Cantikku ; tugas individu 3
Sejak berada di kelas 3 SMP, risma memang sudah mulai menyukai hal-hal yang berhubungan dengan tata rias.
Sehingga pada saat memasuki SMA, risma mengambil kelas tata rias sebagai kelas pengembangan diri, atau biasa disebut ekstrakurikuler.
FYI, this photo also taken and edited by myself :D
Untuk teman-teman yang singgah dan membaca uraian blog ini, di mohon untuk memberikan komentar dan kalau sewaktu-waktu ingin mencoba "dibuat lebih cantik" oleh risma, silahkan menghubungi risma yaa hihihi - sekalian promosi-
Terima kasih semuaa ♥
Selasa, 02 Maret 2010
Kesimpulan Hasil Diskusi Kelompok K : Tugas Kelompok 2
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut :
1. kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
2. kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
3. kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak misalnya TV atau radio.
-Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Hoban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling abstrak.
fungsi media pembelajaran
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan).
d. Semua indera murid dapat diaktifkan.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
referensi
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf
http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/
http://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran/
http://citraedukasi.blogspot.com/2008/12/media-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/10/12/umpan-balik-yang-efektif-bagi-siswa/
Teknologi pembelajaran merupakan suatu disiplin/bidang(field of study), yang berdasarkan definisi AECT 2004 ( AECT Definition and Terminologi Committee document #MM4.0 )mempunyai arti : “studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi”.
Teknologi pembelajaran mempunyai 2 tujuan utama, yaitu:
1) Untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran
2) Untuk meningkatkan kinerja
Selain tujuan tersebut, teknologi pembelajaran dapat membuat suatu pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendesain, melaksanakan dan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar tentunya, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. Dari sini dapat disimpulkan bahwa manusia( dalam hal ini guru), bukanlah satu-satunya sumber belajar. Teknologi pembelajaran juga merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan. Oleh karena itu, teknologi pembelajaran memegang peran yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Dengan pemanfaatan teknologi ini, proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan lebih baik dan efisien, teknologi yang di maksud di sini merupakan teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik(hardtech), tetapi juga teknologi lunak(softtech). Walaupun teknologi pembelajaran memegang peran yang sangat besar dalam bidang pendidikan, teknologi pembelajaran juga dapat bergerak dalam semua aktifitas manusia seperti dalam perusahaan, keluarga, organisasi masyarakat, dan lain sebagainya.
Referensi:
Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana
http://rufmania.multiply.com/journal/item/2/Definisi_Teknologi_Pendidikan_-_AECT_2004
http://guruw.wordpress.com/2010/01/29/teknologi-pendidikan-apaan-sich/
http://thegoebbeiz.wordpress.com/2009/11/15/teknologi-pembelajaran-aect-1994/
http://metrosis.blogspot.com/2009/08/desain-teknologi-pembelajaran.html
3. Ragam Model Pembelajaran
A. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pembelajaran langsung :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasdil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
c. Sistem pengelolaan dan lingkunganbelajar yang mendunkung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, dan juga menyiapkan siswa untuk memasuki materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Fase ini dilakukan untuk memberi motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran.Peran Guru dalam Pembelajaran langsung :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswaMenjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa (apersepsi)
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3. Membimbing pelatihan Guru memberi latihan terbimbingMengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan dan penerapan konsep.Menyiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hariSeperti telah dijelaskan diatas bahwa pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif :
1). belajar dengan teman
2). tatap muka antar teman
3). mendengarkan antar anggota
4). belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5). belajar dalam kelompok kecil
6). produktif berbicara atau mengemukakanpendapat/gagasan
7). siswa membuat keputusan, dan
8). siswa aktif
C. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan :
1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah
2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik
3). Menjadi pelajar yang mandiri
Referensi:
http://linabudi.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/30/macam-macam-metode-pembelajaran/
http://anwarholil.blogspot.com/2009/04/ragam-pembelajaran-kooperatif-kelompok.html
http://djohar1962.blogspot.com/2009/06/ragam-pendekatan-pembelajaran.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
DAFTAR PUSTAKA :
1. Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
2. Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Testimoni :
" Sebenarnya sangat menyenangkan melakukan metode pembelajaran seperti ini karena terkesan santai. Tapi karena waktu sangat singkat membuat kelompok kami menjadi tidak maksimal dalam mengerjakan dan jarak yang jauh membuat kami susah dalam berkomunikasi. Semoga kedepannya saya dan kelompok saya bisa menghasilkan diskusi yg lebih baik dibandingkan yang sekarang."
KELOMPOK "k"
Kamis, 25 Februari 2010
Proposal Proyek ( Tugas Kelompok K)
Senin, 22 Februari 2010
Interaksi Siswa-Komputer : tugas 2
Seperti kita ketahui, tren teknologi pada era globalisasi saat ini telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dunia pendidikan. Model pembelajaran konvensional yang banyak mewarnai pembelajaran di Indonesia, dirasakan masih terdapat kekurangan, baik dalam proses pembelajaran maupun hasil belajarnya. Selain model pembelajaran konvensional masih berpusat pada siswa, juga model pembelajaran ini belum dapat melayani peserta didik sesuai dengan kebutuhan masing-masing, karena proses pembelajarannya yang dilakukan di ruang kelas dalam jangka waktu tertentu. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar anak dengan memanfaatkan teknologi adalah melalui e-learning (pembelajaran elektronik). E-learning adalah pembelajaran yang relatif baru di Indonesia, oleh karena itu belum begitu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, selain memang membutuhkan infrastruktur yang relatif masih mahal. Selain e-learning, istilah lain yang perlu diketahui oleh manusia pengguna komputer adalah Ubiquitous Computing. Untuk penjelasan lebih lanjut akan saya uraikan satu persatu.
· Apa itu e-learning?
E-learning (electronic learning) adalah pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti internet, intranet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan lain-lain (Lende, 2004). Akan tetapi, e-learning lebih sering dikatakan sebagai pembelajaran yang lebih dominan menggunakan internet (berbasis web).
E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Untuk menyampaikan pembelajaran, e-learning selalu diidentikkan dengan penggunaan internet. Namun sebenarnya media penyampaian sangat beragam dari internet, intranet, cd, dvd, mp3, PDA, dan lain-lain. Penggunaan teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.
· Apa itu Ubiquitous Computing?
Saya pribadi sebelumnya belum pernah mendengar istilah ini, namun berdasarkan sumber referensi yang saya baca dan menurut pemahaman saya Ubiquitous Computing adalah suatu istilah yang menyebutkan bahwa tekhologi informasi yang pada era globalisasi ini telah merambah ke lingkungan kita sehari-hari dimana semua manusia pegguna komputer dapat berinteraksi dengan multimedia komputasi dimana saja dan kapan saja ia berada. Dapat dikatakan bahwa tekhnologi informasi berada pada genggaman tiap individu yang memang mempunyai keahlian pada bidang tersebut. Atau singkatnya, Ubiquitous Computing adalah penggunaan komputer dimana-mana.
· E-learing versus Ubiquitos Computing
Sudah jelas bahwa adanya keterkaitan yang sangat erat antara e-learning dan ubiquitos computing, dimana untuk dapat menerapkan proses pembelajaran secara e-learning seseorang harus dapat bekerja secara komputasi yaitu bekerja dengan konsep ubiquitos computing.
Dengan e-learning, siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja tanpa hadirnya guru di dekat mereka. Misalnya e-learning menggunakan CD-ROM (multimedia), siswa dapat membuka pelajaran tersebut kembali di rumah dan dapat belajar sendiri. Mengapa demikian? Dalam multimedia, pelajaran dapat dipelajari sendiri karena terdapat feedback dan dilengkapi animasi yang cukup menarik. Sehingga siswa akan termotivasi dalam kegiatan belajarnya karena penyajiannya yang seperti permainan. Selain itu, suatu hal yang baru biasanya membuat seseorang lebih tertarik untuk mengetahui dan mencobanya. Apalagi dengan kemajuan teknologi, siswa akan merasa tertantang untuk mampu menggunakannya. Hal ini merupakan proses pembelajaran e-lerning dengan konsep ubiquitos computing.
Kini, proses pembelajaran didominasi oleh peran guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book, and technology). Hal ini dapat dibuktikannya dengan metode pembelajaran sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum berbasis tekhnologi informasi dan komunikasi dimana bukan hanya diterapkan oleh sekolah di kota-kota besar saja namun juga telah merambah masuk ke kota kecil dan pedesaan. Diharapkan kedua istilah ini akan dapat membantu mengembangkan pendidikan dengan lebih baik lagi melalui teknologi yang semakin berinteraksi dengan peglobalisasian zaman.
Referensi:
1. Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
2. Munir., (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Referesi lainnya :
1.Peran Teknologi Informasi Di Era Globalisasi
22 Februari 2010
Risma Aryanti Pratiwi
091301049
Rabu, 17 Februari 2010
Berlibur ke Kampung Raharja ; tugas kelompok 1 part II
Anggota Kelompok
09-025 Steven
"Saya memelihara 25 ikan mas"
09-049 Risma Aryanti
"Paman mempunyai 13 ayam kampung"
09-067 Raharja
"Ada 11 ikan yang ditangkap adik"
09-075 Dwiyana Safira
"Aisyah memeluhara 24 ekor burung peliharaan yang berbeda jenisnya"
09-091 Aisyah Hudaya
"Ayahnya pulang kerja membawa 6 ekor ayam"